by

Menopause dan Depresi pada Wanita

Wanita diciptakan dengan segala keunikan tersendiri. Mulai ketika memasuki uisa remaja yang ditandai dengan datangnya fase menstruasi, setelah itu tumbuh dewasa, dan fase terakhir yang dialaminya adalah fase menopause.

Setiap wanita akan mengalami menopause dalam kehidupannya karena hal ini merupakan proses alami yang berhubungan erat dengan tahap reproduktifnya.

Dikutip dari www.halodoc.com, menopause berasal dari kata meno (menstruasi) dan pause (stop) yang berarti surutnya perdarahan (withdrawal bleeding) fisiologis yang terakhir dalam sepanjang hidup seorang wanita, yang menunjukkan berakhirnya kemampuan bereproduksi.

Fase menopause tidak terjadi pada usia yang sama pada setiap wanita, biasanya terjadi pada usia 40 tahun atau 50 tahun ke atas. Gejala menopause yang dirasakan berbeda, bergantung pada seberapa banyak kadar ekstrogen di dalam tubuh, gejala yang timbul akan banyak jika produksi dari kadar ekstrogen sedikit.

Yang paling umum gejala yang ditimbulkan adalah tubuh terasa panas, berkeringat di malam hari, insomnia, perubahan gairah sex, bentuk tubuh berubah, dan perubahan suasan hati.

 

source img : freepic

 

Akibat terjadinya menopause, menyebabkan perubahan suasa hati juga emosi menjadi tidak stabil sehingga mengakibatkan timbulnya depresi, hal ini disebabkan karena hormon estrogen yang mengalami penurunan pada tubuh di saat menopause.

Hormon estrogen mempunyai peranan yang sangat penting memodulasi suasana hati (mood) dan regulasi kognitif. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan munculnya depresi pada wanita yang mengalami menopause.

Depresi yang terjadi harus disikapi dengan baik karena jika tidak maka akan menyebabkan disabilitas. Akibat terburuk yang dapat terjadi adalah munculnya keinginan untuk melakukan bunuh diri.

Menurut Psikolog RS Awal Bros Tangerang, Cecilia Setiawan, pada lifestyle.bisnis.com, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala stres saat menopause. Salah satunya adalah melakukan tindakan medis seperti pemberian suntik hormon estrogen untuk terapi meredakan stres. Cara lainnya adalah memenuhi pikiran dengan bayangan-bayangan positif. Jangan menghantui diri dengan pikiran bahwa proses menopause adalah penghambat wanita untuk mencapai kebahagiaan. Alihkan pikiran negatif dengan bergaul bersama sahabat-sahabat, sharing ide dengan orang-orang terkasih, maupun melakukan perjalanan wisata agar tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks.

source image : freepic

Dan yang tidak kalah penting adalah memperhatikan gaya hidup dan asupan makanan. Hal-hal kecil seperti berkebun, bertamasya, memasak sajian favorit keluarga, yoga, mengikuti kegiatan organisasi, keagamaan, dan bersosialisasi akan membantu meredakan stress pada saat terjadinya menopause.

source img : freepic

Sumber: https://hellosehat.com; https://pijarpsikologi.org; https://lifestyle.bisnis.com; https://www.halodoc.com; https://hellosehat.com/