
Mungkin masih banyak orang yang belum mengenal sosok “Siti Rahmani Rauf” tapi jika mendengar kalimat “Ini Budi, ini ibu Budi, ini bapak Budi” tentunya bagi siswa sekolah dasar era 1990-an pasti sudah tidak asing lagi dengan kalimat itu.
Siti Rahmani Rauf binti Abdurahman, adalah seorang penulis buku peraga pelajaran Bahasa Indonesia “Ini Budi”. Siti membantu jutaan anak Indonesia menjadi mudah membaca dan mengenal bahasa Indonesia.
Perempuan kelahiran Sumatera Barat, 5 Juni 1919 ini sangat mencintai dunia pendidikan. Setelah lulus dari sekolah Belanda, di usianya yang masih 18 tahun, Siti memutuskan untuk menjadi seorang guru di Pulau Sumatera hingga 1953. Tahun 1954, Siti beserta anaknya mengikuti suami pindah ke Jakarta.
Beliau mengajar di SDN Tanah Abang 5 Pagi II, dari tahun 1954 hingga pensiun sebagai kepala sekolah di sekolah yang sama tahun 1976.
Dikutip dari news.okezone.com, menurut blogger Yosua Jimmy Agustio, Siti Rahmani Rauf yang menciptakan pembelajaran buku paket/peraga kelas 1 SD dengan metode SAS atau Struktur Analitik Sintetik bersama rekannya di era 1980-an.
Buku peraga “Ini Budi” yang merupakan proyek dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1986, walaupun diakuinya bahwa buku paket “Ini Budi” sebenarnya telah ada hanya buku peraganya yang tidak ada.

Faktor utama diterimanya proyek dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan itu karena kecintaan Siti kepada dunia pendidikan; selain itu karena menggambar merupakan hobinya sedari kecil.
Dengan keahliannya, dia menambah gambar tokoh Budi beserta keluarganya sesuai
dengan tema yang diangkat di setiap halamannya. Dipilihnya tokoh Budi bukan hanya agar anak-anak mudah untuk membacanya tapi juga mudah mengenal karakter seseorang.
Baca Juga: Apa Arti Suket Teki?
Proyek tersebut dikerjakannya selama kurang lebih satu tahun, dan setelah selesai kemudian alat peraga itu dicetak dan disebarkan ke seluruh wilayah Jawa dan Sumatera.
Namun sangat disayangkan pada bulan Juni 2014, Menteri Pendidikan, M Nuh menghapus ‘Budi’ dari buku pelajaran SD. Kini tokoh “Budi” diganti menjadi beberapa orang yang berasal dari berbagai suku bangsa.
Saat menginjak usia 90 tahun, Siti selalu melakukan kebiasaannya membaca pada malam hari karena sering sulit tidur. Di ruang tamu rumahnya di daerah Petamburan Jakarta Pusat, banyak menumpuk beberapa judul novel berbahasa Belanda.
Selasa malam, 10 Mei 2016, sekitar pukul 21.20 WIB, Siti Rahmani Rauf binti Abdurahman wafat dalam usia 96 tahun, tanpa pernah mengeluh sakit.
Sampai akhir hayatnya, Siti memimpikan agar anak-anak dan pemuda di Indonesia bisa lebih maju dan kreatif; baginya pemuda itu merupakan harapan bangsa.
Sumber: https://news.okezone.com; VIVA.co.id; https://www.depokpos.com; https://id.wikipedia.org

Comment