Nama wedang ronde memang sudah tidak asing lagi bagi kita, terbuat dari beras ketan yang dibentuk bulat kemudian direbus sampai matang dan mengapung lalu disajikan bersama kuah jahe hangat dan gula.

Dikutip dari https://budaya-indonesia.org, ronde, atau yang biasa kita kenal sebagai tang yuan atau yi, adalah makanan tradisional etnis Tionghoa yang biasa dikonsumsi saat Festival Dong Zhi (Festival Musim Dingin), Festival Tengah Tahun yang diselenggarakan setiap tanggal 15 bulan 6 kalender luar, dan sebelum tahun baru imlek.
Saat Festifal Dong Zhi (Festival Musim Dingin), ronde disantap setelah melakukan sembahyang bersama, bahkan konon proses pembuatannya dilakukan secara bersama-sama.
Menurut sejarawan Tionghoa asal Semarang, Jongkie Tio pada suara.com “Masyarakat Tiongkok sangat khawatir dengan hawa dingin, lalu membuat racikan dari bulatan ketan dan gula lalu dicampur dengan air jahe panas agar hangat saat diminum.”
Baca Juga: Yakin Kentang Goreng Asalnya Dari Perancis ?
Sejak saat itu, kata Jongkie, masyarakat Tiongkok memberikan sesajian kepada para dewa saat Tahun Baru Imlek guna meminta pertolongan agar diberikan keselamatan saat musim dingin tiba.
Saat ini ronde (tang yuan) telah menjadi jajanan yang dapat dikonsumsi kapan saja. Awalnya tang yuan secara tradisional berwarna putih namun kini para penjual, untuk menarik perhatian pembeli, biasanya memberi rasa atau warna yang berbeda. Ada yang diisi dengan pasta labu kuning maupun cokelat.
Sedangkan penduduk Tiongkok Utara biasanya mencampurnya dengan wijen, kacang dan pasta kacang manis
Sumber: https://id.wikipedia.org; https://www.suara.com; http://english.visitbeijing.com.cn;
https://budaya-indonesia.org/; https://www.kompas.com

Comment